MENUJU MUSLIM NEGARAWAN :
Transformasi gerakan KAMMI Dalam Mewujudkan Kemenangan Islam
Ditengah Settingan Global
Pendahuluan
Manusia memiliki
amanah yang besar dan mulia ketika dia sudah di lahirkan oleh Allah SWT ke
dunia ini. Amanah tersebut adalah menjadi hamba-Nya yang senantiasa beribadah
hanya kepada-Nya di dalam kehidupan ini. Pengertian ibadah di sini bukan hanya
melakukan ibadah ritual seperti shalat, puasa, zakat, haji dan berzikir di
mesjid saja, namun beribadah merupakan sebuah bentuk penghambaan dan ketundukan
total hanya kepada Allah SWT di dalam setiap bentuk aktivitas kehidupannya.
Dalam Buku Aqidah Mukminnya Syaikh Abu Bakar Al – Jazairi mengatakan bahwa
sesungguhnya ibadah kepada Allah adalah hal yang sudah di tetapkan (tauqifiyah)
dan tidak dapat di ketahui kecuali dari wahyu Al – Qur’an dan Sunnah. Barang
siapa yang beribadah kepada Allah dengan selain yang disyariatkan Allah kepada
hambanya, maka dia menyembah hawa nafsunya atau syetan yang menyesatkan. Dan
barang siapa yang beribadah kepada Allah dengan apa yang telah ditetapkan-Nya
bagi hamba-hamba-Nya, tetapi dia mempersekutukan-Nya dengan makhluk-Nya, maka
dia telah syirik dan kufur (dalam Al – Jazairi, 2002: 92).
Oleh karena itu
kita dituntut agar senantiasa menjadikan setiap bentuk aktivitas kita merupakan
wujud dari penyembahan dan ketundukan kita kepada Allah SWT, baik dimulai dari
amal-amal hati seperti iman, cinta, rasa takut, rasa harap, senang dan berserah
diri hanya kepada Allah SWT, ataupun aktivitas fisik kita seperti tingkah laku
berupa perkataan dan perbuatan.
Selain itu kita
juga diberikan amanah oleh Allah SWT sebagai khalifah dan pemimpin yang akan
mengelola segala bentuk sumber daya yang disediakan Allah di permukaan bumi
ini. Baik itu sumber daya manusianya ataupun sumber daya alamnya. Dalam proses
pengelolaan ini manusia diharapkan mampu memanfaatkan segala potensi yang ada
untuk kesejahteraan dan kemakmuran kehidupannya secara bersama-bersama.
Dalam proses ini
manusia diberikan peluang untuk berkarya sesuai dengan keahliannya dan
spesialisasinya. Dan juga Allah senantiasa mengingatkan agar kita mencari
sarana untuk menuangkan segala bentuk kemampuan kita untuk senantiasa
menunaikan tugas tersebut dan selalu mendekatkan diri kepada-Nya. Sebagaimana
yang Allah sampaikan dalam Al – Qur’an surat Al –Maidah ayat 35 yang artinya :
Hai orang-orang
yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri
kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat
keberuntungan(Al – Maidah : 35).
Atas
dasar inilah kita menjadikan KAMMI sebagai sarana untuk mewujudkan implementasi
dari ibadah kepada Allah SWT dan melatih jiwa kepemimpinan kita untuk nantinya
mampu melaksanakan amanah besar yang diberikan oleh Allah SWT ini. Dan tentunya
dalam aplikasi ibadah atau gerak kita tersebut, senantiasa memunculkan ide –
ide dan kreativitas baru yang sesungguhnya dibutuhkan pada zamannya. Karena
setiap waktu dan zaman memiliki ciri khas tersendiri dalam menyikapinya, namun
ide – ide baru tersebut harus sesuai dengan kaidah dan ketentuan dasar yang
sudah menjadi landasan gerak kita yaitu Al – Qur’an dan Sunnah, dalam bahasa
GBHO keorganisasian KAMMI nya adalah filosofi dan paradigma gerakan KAMMI.
KAMMI dan
Konsistensi Arah Geraknya
KAMMI
sesungguhnya sudah memiliki karakteristik tersendiri sebagai sebuah organisasi
mahasiswa. Dalam Garis – Garis Besar Haluan Organisasi, KAMMI memiliki karakter
organisasi yaitu haraqatul tajnid (organisasi pengkaderan) dan haraqatul
’amal (organisasi pergerakan). Sehingga berangkat dari sinilah KAMMI
melakukan sebuah proses keorganisasiannya yang senantiasa juga mengacu kepada
visi dan misi serta prinsip pergerakan KAMMI itu sendiri.
KAMMI
sebagai organisasi pengkaderan, berupaya untuk melatih dan melakukan proses
pengembangan diri terhadap potensi mahasiswa muslim indonesia untuk mampu
nantinya menjadi pemimpin yang tangguh dalam upaya menciptakan masyarakat yang
madani di indonesia ini. Sehingga dari proses pengakaderan inilah akan muncul
pribadi-pribadi pemuda muslim yang akan mampu membawa proses perubahan dan
pencerahan bagi masyarakat dan alam semesta ini kedepan. Sesuai dengan yang di
sampaikan oleh Imam Syahid Hasan Al Banna dalam Kumpulan Risalah Dakwah Hasan
Al Banna Jilid 1 bahwa pemuda merupakan pilar kebangkitan setiap umat, rahasia
kekuatan dalam setiap kebangkitan dan pengibar panji setiap fikrah (Al
Banna, 2005: 71).
Kami kisahkan
kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah
pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk
mereka petunjuk (Al-Kahfi : 13) .
Ditambahkan
oleh Imam Syahid bahwa sebuah pemikiran akan meraih sukses manakala keimanan
kepadanya kuat, tersedia keikhlasan di jalannya, semangat untuk
memperjuangkannya semakin bertambah, dan ada kesiapan untuk berkorban dan
beramal dalam mewujudkannya. Sepertinya keempat rukun ini, yakni iman, ikhlas,
semangat dan amal merupakan karakter pemuda. Sebab sesungguhnya dasar keimanan
adalah hati yang cerdas, dasar keikhlasan adalah nurani yang jernih, dasar semangat
adalah perasaan yang menggelora, dan dasar amal adalah kemauan yang kuat. Dan
itu semua tidak terdapat kecuali pada diri pemuda(Al Banna, 2005: 70).
Dalam
konteks haraqatul ’amal (organisasi pergerakan) maka sesuai dengan apa
yang disampaikan oleh imam syahid tadi bahwa semangat dan kesiapan untuk
beramal ada pada pemuda, oleh karena itu, Imam Syahid menambahkan bahwa
kewajiban dan tanggung jawab pemuda sangat banyak dan besar. Hak – hak umat dan
amanat umat sudah semakin berlipat yang harus dipikul oleh pemuda, oleh karena
itu pemuda harus berpikir panjang, beramal banyak, menentukan sikap, maju untuk
menjadi penyelamat, dan menunaikan hak – hak umat dengan sempurna(Al Banna,
2005: 71). Di sinilah bentuk korelasi dari proses pergerakan yang dilakukan
oleh KAMMI.
Dalam
tahap awal berdirinya, KAMMI memiliki arah gerak yang senantiasa memberikan
perlawanan dan penentangan terhadap bentuk kezaliman yang dilakukan oleh
penguasa negeri ini terhadap rakyatnya. Hal ini adalah untuk memberikan sebuah
perubahan yang mendasar terhadap proses kehidupan berbangsa dan bernegara yang
pada saat itu tidak sesuai lagi dengan amanah yang tertuang dalam UUD 1945 dan
pancasila. Begitu juga sebagaimana yang menjadi landasan awal berdirinya KAMMI
adalah karena dilandasi keprihatinan yang mendalam terhadap krisis nasional dan
didorong oleh rasa tanggung jawab moral mahasiswa terhadap penderitaan rakyat
(Andi, 2007: 47). Sehingga KAMMI hadir untuk memberikan solusi bagi rakyat dan
bangsa ini untuk keluar dari krisis muldimensi yang melanda bangsa ini pada
awal tahun 1997 tersebut.
Sebagaimana
yang tertuang dalam GBHO KAMMI bahwa KAMMI memiliki prinsip pergerakan yang
senantiasa menjadi landasan ideologis pergerakan KAMMI tersebut, dimana prinsip
pergerakan tersebut adalah :
1.
Kemenangan Islam adalah jiwa perjuangan KAMMI
2.
Kebathilan adalah musuh abadi KAMMI
3.
Solusi Islam adalah tawaran perjuangan KAMMI
4.
Perbaikan adalah tradisi perjungan KAMMI
5.
Kepemimpinan umat adalah strategi perjuangan KAMMI
6.
Persaudaraan adalah watak muamalah KAMMI
Dalam usianya
yang hampir satu dasawarsa ini, sudah banyak yang dilakukan KAMMI baik berskala
daerah ataupun berskala nasional dalam menjalankan roda organisasinya sesuai
dengan karakter dan prinsip pergerakan di atas. Sebagaimana yang disampaikan
oleh deklarator KAMMI, Fahri Hamzah sehari setelah deklarator bahwa KAMMI
memiliki pandangan umum atas persoalan bangsa dan butir – butir reformasi
ekonomi, politik, hukum dan perundang-undangan, sosial, pembangunan manusia indonesia
seutuhya serta reformasi moral(Andi, 2007: 75). Dalam memperjuangkan dan
menyampaikan butir – butir reformasi tersebut, KAMMI melakukan berbagai macam
aksi, khususnya pada Mei 1998 tersebut, hampir seluruh kampus di Indonesia
melakukan aksi turun kejalan untuk menyuarakan misi reformasi ini. Begitu juga
dalam berbagai momen setelah tahun 1998, seperti pada masa pemerintahan
Presiden Abdurrahaman Wahid, Megawati ataupun sampai kepada Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY) sekarang ini.
Dari arah gerak
yang kita lihat dalam pergerakan KAMMI selama ini secara eksternal atau
pengaruh kearah publik senantiasa lebih kental dengan bentuk aksi turun kejalan
atau demonstrasinya. Sehingga kebanyakan masyarakat lebih mengenal KAMMI dengan
organisasi yang cenderung melakukan demonstasi, walaupun sesunguhnya cukup
banyak juga KAMMI melakukan agenda yang bersifat diskusi piblik dan bersifat
ilmiah.
Transformasi Arah Gerak KAMMI
Sebuah
pergerakan akan senantiasa berkembang ketika mereka bisa membaca lingkungan
internal dan eksternal terhadap keberlangsungan organisasi tersebut. Dimana
dengan memahami kondisi tersebut akan memunculkan sebuah kebijakan dan arah
gerak untuk bisa menyesuaikan dengan kebutuhan apa yang dibutuhkan pada saat
itu, demi eksisnya gerak organisasi tersebut kedepannya.
Begitu juga
dengan KAMMI, walaupun sudah memiliki manhaj kaderisasi dan landasan ideologis
yang jelas dan terpadu, serta juga memiliki rancana jangka panjang. Namun itu
harus dilengkapi dengan arah kebijakan strategis dalam membumikan dan
menginternalkan manhaj tersebut dalam diri kader, yang mana nantinya akan
memunculkan sebuah bentuk amal yang senantiasa merupakan bentuk amal yang
diridhoi oleh Allah SWT dan juga memberikan efek yang senantiasa dirasakan
manfaat riilnya oleh masyarakat.
Untuk kondisi
saat ini KAMMI hendaknya mampu membangun rencana atau arak gerakannya menjadi
Menjadi gerakan konstruktif yang berbasis kompetensi dan gerakan politik moral
yang berpihak pada kebenaran dan kepentingan rakyat. Serta menjadi
intelektual muda yang memiliki gagasan konkrit dan konstruktif bagi
permasalahan bangsa. Karena pada saat ini masyarakat juga sudah merasa jenuh
melihat aksi jalanan yang cenderung merupakan reaksi emosional saja. Namun
bukan berarti KAMMI melepas diri dari aksi jalanan, aksi ini tetap menjadi suatu
sarana bagi KAMMI untuk menyampaikan aspirasinya, namun hendaknya memperhatikan
posisi strategis dan kondisi dilapangan.
Oleh karena itu
ada beberapa agenda strategis yang seharusnya kembali ditegaskan dan di
implementasikan dalam gerakan KAMMI kedepan :
Internal KAMMI
1.
Pendataan yang senantiasa terupdate dengan rapi setiap
kader dimulai dari AB1 sampai AB3, dalam hal ini KAMMI Pusat memberikan arahan
teknis dalam proses pendataan ini(memberikan panduan dalam proses pendataan
yang sama di seluruh Indonesia).
2.
Menginternalisasikan manhaj kaderisasi yang sudah
dipersiapkan oleh Kederisasi KAMMI Pusat dengan menyiapkan struktur yang kokoh
dan memahami manhaj tersebut dari komisariat dan KAMDA.
3.
Merubah cultur yang selama ini berkembang di dalam diri
kader yaitu, belum maksimalnya manajemen waktu, serta kurangnya tradisi ilmiah,
membaca dan diskusi di dalam diri kader. Hal ini dilaksanakan dengan selalu
memberikan motivasi dan program kerja yang tertata dengan baik serta proses
pengontrolan yang berjalan dengan baik.
4.
Menyediakan sarana mobilitas pengkaryaan dan penokohan
kader, yang merupakan bentuk tanggung jawab dari Kaderisasi untuk menatanya.
Eksternal KAMMI
1.
Merancang sebuah grand isu yang senantiasa menjadi fokus
gerak KAMMI agar proses pengawalan terhadap agenda publik menjadi terarah,
contoh ketika kita memfokuskan pada grand isu kembali kepada kemandirian
bangsa, maka kita harus mempersiapkan konsep yang jelas dalam segala sektor
yang senantiasa itu merupakan bentuk ideal dan realistis yang bisa diterapkan.
2.
Membangun komunikasi yang intens dengan para decision
maker yang berada di wilayah publik, serta para tokoh – tokoh yang senantiasa
juga terlibat dalam membangun daerah dan bangsa ini.
3.
Selalu memberikan ruang agenda yang bisa melibatkan
masyarakat, dan juga menyentuh kebutuhan riil dari masyarakat tersebut.
Tulisan Di buat Sebagai Syarat Kelulusan Dauroh
Marhalah (DM) III KAMMI Pusat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar