KAMMI

KAMMI
KOMISARIAT UNSWAGATI CIREBON

Jumat, 11 Juli 2014

Tafsir Epistemik Prinsip Perjuangan Kammi III



Agenda Internal
Ideologi atau prinsip gerakan KAMMI yang menjadi isu dan agenda gerakan di atas memiliki korelasi kuat dengan platform gerakan KAMMI. Dari ideologi KAMMI tersebut berdampak pada semangat dan bentuk pengkaderan KAMMI. Mabda’ perjuangan KAMMI menjadi asas utama ‘akal’ dan ‘perasaan’ yang menjiwai kader KAMMI. Kader KAMMI nampak ideologis karena keyakinan pada mabda’-nya. Begitu pula dengan Fikrah Perjuangan KAMMI menjadi kerangka berpikir kader KAMMI dalam memecahkan persoalan. Solusi KAMMI tidak dipersenyawakan dengan solusi lain di luar pandangan hidup dan paradigma Islam. Sepertinya masalah paradigma, akan menjadi persoalan pelik. Sebab masih banyak yang belum memahami Islam secara komprehensif dengan menggunakan ilmu alat Islam (bukan kaca mata Barat). Sebab biasanya akan terjadi kerancuan penggunaan istilah dan pola pikir yang amat tipis bedanya.
Contoh kasus, kita cukup dipermasalahkan dengan urusan yang sebenarnya itu masalah teknis bukan ideologis. Maksudnya, masalah ideologis itu masalah prinsipil yang tidak bisa ditawar-tawar lagi, sehingga tidak mungkin mengadopsi ideologi lain selain Islam. Adapun masalah teknis, maka bekerja sama dengan di luar Islam pun tidak bermasalah. Maka dalam hal ini ada tiga bentuk kerjasama, yakni kerjasama ideologis, kerjasama strategis, dan kerjasama teknis. Kerjasama ideologis hanya untuk yang satu ideologis, di sini tidak ada dialog antar beda iman. Jelas hitam putihnya. Tapi dalam aliansi strategis dan taktis, maka prinsipnya: kita bekerja sama dalam hal-hal yang disepakati dan bertoleransi dalam hal-hal yang berbeda. Walaupun dalam hal aqidah tegas tanpa kompromi, tidak berarti merusak hubungan sosial. Jika demikian akan terjadi kerusakan yang lebih parah lagi, tidak sekedar masalah sosial, melainkan akan merembet pada masalah perang besar yang berkepanjangan, dan tentu merugikan dakwah Islam. Perhatikan firman Allah berikut: ”Dan janganlah kamu mencerca orang-orang yang menyeru kepada selain Allah, karena mereka akan mencerca Allah, dengan semangat permusuhan semata-mata, tanpa didasari ilmu...” (QS. Al-An’am: 108)
Semangat pengkaderan yang ketiga adalah penerapan Manhaj Perjuangan KAMMI. Manhaj perjuangan ini akan menjadi orientasi yang jelas dalam seluruh aktivitas kaderisasi KAMMI. Pertama, prinsip ‘perbaikan’ berdampak pada tuntutan kader harus memiliki semangat mempelajari hukum. Kader harus sadar bahwa dirinya hidup di Negara Hukum. Maka kaderisasi harus diarahkan pada pembangunan kesadaran dan kekritisan hukum yang berkembang di Indonesia. Pada saat yang sama kader KAMMI pun harus mengetahui Hukum Islam secara lengkap.
Kedua, prinsip ‘kepemimpinan’ berdampak pada tuntutan [1] kader harus memiliki sensitivitas pada isu-isu kepemimpinan di berbagai level dan sektornya. Kader harus ma’rifatul maidan atas orang-orang yang mengendalikan kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Bahkan kader harus memahami gejolak dunia Islam dan dunia internasional. [2] kader harus dibina untuk memiliki jiwa negarawan. Kader harus menyiapkan diri untuk menjadi pemimpin yang tangguh di masa depan. Kader harus meyakini kaidah bahwa dirinya adalah pewaris yang sah atas muka bumi Indonesia ini. Sebagaimana firman Allah: “Dan sungguh telah Kami tulis didalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini diwariskan pada hamba-hambaKu yang saleh.” (QS. Al-Anbiya’: 105). Untuk itu kader KAMMI harus memiliki career plan (perencanaan diri).
Ketiga, prinsip ‘persaudaraan’ berdampak pada tuntutan [1] kader harus memahami realitas bangsa Indonesia secara utuh, yang selama ini hanya Indonesianis yang paling perhatian dan mengetahui seluk-beluknya dari perkotaan hingga pedalaman dan pinggiran serta potensi-potensi yang akan menjadi aset di kemudian hari. Ini catatan penting yang harus digarisbawahi dan bahkan distabilo dengan jelas, bahwa mereka mempelajari Indonesia dengan amat dekat hingga tak ada seorang pun dari warga Indonesia yang mengenal wasantara-nya melebihi dari pengetahuan Indonesianis.
Sedikit menyimpang, istilah Indonesianis adalah istilah lain dari istilah orientalis yang kini tidak lagi populer. Istilah Indonesianis lebih bergengsi dari pada istilah orientalis yang tergolong konotatif.
[2] kader harus menjadi pakar di bidang kompetensinya, agar dalam proses mengkritisi persoalan dalam posisi yang proporsional. Hal ini juga berdampak pada AMBAK (Apa Manfaatnya BAgi Ku) ia belajar di bangku kuliahnya. Tuntutan kedua ini penting, sebab gerakan KAMMI bukanlah gerakan sporadis, KAMMI adalah gerakan intelektual dan gerakan moral. KAMMI tahu masalah dan solusinya dan tahu etika menyampaikannya.



Ideologi KAMMI
Orientasi Internal Kaderisasi
Pilihan Platform Kaderisasi Gerakan
Perbaikan adalah Tradisi Perjuangan KAMMI
[1] Kader tahu aturan Hukum
[2] Kader mengetahui Hukum Islam
Kepemimpinan adalah Strategi Gerakan KAMMI
[1] Kader ma’rifah dengan pemimpinnya [2] Kader memiliki jiwa negarawan
Persaudaraan adalah Watak Mu’amalah KAMMI
[1] Kader mengetahui Wasantara
[2] Kader pakar di bidangnya

Agenda gerakan eksternal dan internal KAMMI di atas perlu di-back up dengan supporting sistem organisasi yang kondusif dan sesui tuntutan zamannya sebagai organisasi moder. Sebagai organisasi yang memiliki hajatan besar menciptakan masyarakat Islam, dengan cara mendesakkan tiga agenda di atas, maka menjadi sangat urgen bagi KAMMI untuk merancang organisasinya dengan sistem yang lebih baik.
Jika dulu dengan format organisasi yang sederhana, ‘komite aksi’, mampu melahirkan kader-ader yang militan sesuai tuntutannya seperti militansi KAMMI lebih banyak dibuktikan dengan intensitas aksi jalanan, itu benar. Karena massa aksi yang besar efektif untuk menjatuhkan kekuasaan. In via virtuti pervia (Di jalan tempat bermulanya keberanian). Maka rezim 32 tahun itu pun tumbang, sesuai kaidahnya Manus haec inimica tyranis (Para tirani musuhnya adalah tangannya sendiri). Sekarang dengan perubahan zaman dengan pengaruh tren global, dan dinamika tren nasional dan daerah, dibutuhkan strategi-strategi dan manajemen yang canggih dalam mengatur organisasi ini agar mampu memberikan kontribusi solusi pada umat dan bangsa lebih signifikan.

Ketiga, mihwar gerakan

Prinsip atau ideologi gerakan juga dapat dipahami sebagaimana dikatakan Paul Ricoer penjelasan “proyeksinya ke masa depan”, maka adalah hak prerogratif KAMMI untuk menentukan masa depan gerakannya sendiri. dalam merumuskan rencana hidup dan pengembangannya ke masa depan, KAMMI perlu melakukan penerawangan yang visioner. Mihwar gerakan ini harus berangkat dari impian besarnya dalam kerangka menciptakan masyarakat yang Islami. Maka dalam hal ini seluruh aspek perubahan harus diikut sertakan seperti aspek-aspek ishlahul hukumah (perbaikan pemerintahan), irsyadul mujtama’ (fungsi-fungsi pengarahan masyarakat), hingga peran-peran kadernya yang menjadi alumni.
Mihwar gerakan ini penting sebab dengan adanya rumusan mihwar gerakan, maka KAMMI tidak mudah dimakan agenda orang lain atau bahkan dipermainkan isu-isu publik yang memicu reaksioner gerakan mahasiswa. Dengan rumusan mihwar gerakan maka perjuangan kader-kader KAMMI dapat dikategorikan tidak saja berjihad melainkan berjihad bil manhaj.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar