Agenda Internal
Ideologi atau prinsip gerakan KAMMI yang menjadi
isu dan agenda gerakan di atas memiliki korelasi kuat dengan platform gerakan
KAMMI. Dari ideologi KAMMI tersebut berdampak pada semangat dan bentuk
pengkaderan KAMMI. Mabda’ perjuangan KAMMI menjadi asas utama
‘akal’ dan ‘perasaan’ yang menjiwai kader KAMMI. Kader KAMMI nampak ideologis
karena keyakinan pada mabda’-nya. Begitu pula dengan Fikrah Perjuangan
KAMMI menjadi kerangka berpikir kader KAMMI dalam memecahkan persoalan. Solusi
KAMMI tidak dipersenyawakan dengan solusi lain di luar pandangan hidup dan
paradigma Islam. Sepertinya masalah paradigma, akan menjadi persoalan pelik.
Sebab masih banyak yang belum memahami Islam secara komprehensif dengan
menggunakan ilmu alat Islam (bukan kaca mata Barat). Sebab biasanya akan
terjadi kerancuan penggunaan istilah dan pola pikir yang amat tipis bedanya.
Contoh kasus, kita cukup dipermasalahkan dengan
urusan yang sebenarnya itu masalah teknis bukan ideologis. Maksudnya, masalah
ideologis itu masalah prinsipil yang tidak bisa ditawar-tawar lagi, sehingga
tidak mungkin mengadopsi ideologi lain selain Islam. Adapun masalah teknis,
maka bekerja sama dengan di luar Islam pun tidak bermasalah. Maka dalam hal ini
ada tiga bentuk kerjasama, yakni kerjasama ideologis, kerjasama strategis, dan
kerjasama teknis. Kerjasama ideologis hanya untuk yang satu ideologis, di sini
tidak ada dialog antar beda iman. Jelas hitam putihnya. Tapi dalam
aliansi strategis dan taktis, maka prinsipnya: kita bekerja sama dalam hal-hal
yang disepakati dan bertoleransi dalam hal-hal yang berbeda. Walaupun dalam hal
aqidah tegas tanpa kompromi, tidak berarti merusak hubungan sosial. Jika
demikian akan terjadi kerusakan yang lebih parah lagi, tidak sekedar masalah
sosial, melainkan akan merembet pada masalah perang besar yang berkepanjangan,
dan tentu merugikan dakwah Islam. Perhatikan firman Allah berikut: ”Dan
janganlah kamu mencerca orang-orang yang menyeru kepada selain Allah,
karena mereka akan mencerca Allah, dengan semangat permusuhan
semata-mata, tanpa didasari ilmu...” (QS. Al-An’am: 108)
Semangat pengkaderan yang ketiga adalah penerapan Manhaj
Perjuangan KAMMI. Manhaj perjuangan ini akan menjadi orientasi yang jelas
dalam seluruh aktivitas kaderisasi KAMMI. Pertama, prinsip ‘perbaikan’
berdampak pada tuntutan kader harus memiliki semangat mempelajari hukum. Kader
harus sadar bahwa dirinya hidup di Negara Hukum. Maka kaderisasi harus
diarahkan pada pembangunan kesadaran dan kekritisan hukum yang berkembang di
Indonesia. Pada saat yang sama kader KAMMI pun harus mengetahui Hukum Islam
secara lengkap.
Kedua, prinsip ‘kepemimpinan’ berdampak pada tuntutan
[1] kader harus memiliki sensitivitas pada isu-isu kepemimpinan di berbagai
level dan sektornya. Kader harus ma’rifatul maidan atas orang-orang yang
mengendalikan kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Bahkan kader harus
memahami gejolak dunia Islam dan dunia internasional. [2] kader harus dibina
untuk memiliki jiwa negarawan. Kader harus menyiapkan diri untuk menjadi
pemimpin yang tangguh di masa depan. Kader harus meyakini kaidah bahwa dirinya
adalah pewaris yang sah atas muka bumi Indonesia ini. Sebagaimana firman Allah:
“Dan sungguh telah Kami tulis didalam Zabur sesudah (Kami
tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini diwariskan pada hamba-hambaKu
yang saleh.” (QS. Al-Anbiya’: 105). Untuk itu kader KAMMI harus memiliki career
plan (perencanaan diri).
Ketiga, prinsip ‘persaudaraan’ berdampak pada tuntutan
[1] kader harus memahami realitas bangsa Indonesia secara utuh, yang selama ini
hanya Indonesianis yang paling perhatian dan mengetahui seluk-beluknya dari
perkotaan hingga pedalaman dan pinggiran serta potensi-potensi yang akan
menjadi aset di kemudian hari. Ini catatan penting yang harus digarisbawahi dan
bahkan distabilo dengan jelas, bahwa mereka mempelajari Indonesia dengan amat
dekat hingga tak ada seorang pun dari warga Indonesia yang mengenal
wasantara-nya melebihi dari pengetahuan Indonesianis.
Sedikit menyimpang, istilah Indonesianis adalah
istilah lain dari istilah orientalis yang kini tidak lagi populer. Istilah
Indonesianis lebih bergengsi dari pada istilah orientalis yang tergolong
konotatif.
[2] kader harus menjadi pakar di bidang
kompetensinya, agar dalam proses mengkritisi persoalan dalam posisi yang
proporsional. Hal ini juga berdampak pada AMBAK (Apa Manfaatnya BAgi Ku) ia
belajar di bangku kuliahnya. Tuntutan kedua ini penting, sebab gerakan KAMMI
bukanlah gerakan sporadis, KAMMI adalah gerakan intelektual dan gerakan moral.
KAMMI tahu masalah dan solusinya dan tahu etika menyampaikannya.
|
Ideologi KAMMI
|
Orientasi Internal Kaderisasi
|
Pilihan Platform Kaderisasi Gerakan
|
Perbaikan
adalah Tradisi Perjuangan KAMMI
|
[1] Kader tahu aturan Hukum
[2] Kader mengetahui Hukum
Islam
|
Kepemimpinan
adalah Strategi Gerakan KAMMI
|
[1] Kader ma’rifah dengan pemimpinnya [2] Kader memiliki jiwa
negarawan
|
|
Persaudaraan adalah Watak Mu’amalah KAMMI
|
[1] Kader mengetahui Wasantara
[2] Kader pakar di bidangnya
|
Agenda gerakan eksternal dan internal KAMMI di
atas perlu di-back up dengan supporting sistem organisasi yang kondusif dan
sesui tuntutan zamannya sebagai organisasi moder. Sebagai organisasi yang
memiliki hajatan besar menciptakan masyarakat Islam, dengan cara mendesakkan
tiga agenda di atas, maka menjadi sangat urgen bagi KAMMI untuk merancang
organisasinya dengan sistem yang lebih baik.
Jika dulu dengan format organisasi yang sederhana,
‘komite aksi’, mampu melahirkan kader-ader yang militan sesuai tuntutannya
seperti militansi KAMMI lebih banyak dibuktikan dengan intensitas aksi jalanan,
itu benar. Karena massa aksi yang besar efektif untuk menjatuhkan kekuasaan. In
via virtuti pervia (Di jalan tempat bermulanya keberanian). Maka rezim 32
tahun itu pun tumbang, sesuai kaidahnya Manus haec inimica tyranis (Para
tirani musuhnya adalah tangannya sendiri). Sekarang dengan perubahan zaman
dengan pengaruh tren global, dan dinamika tren nasional dan daerah, dibutuhkan
strategi-strategi dan manajemen yang canggih dalam mengatur organisasi ini agar
mampu memberikan kontribusi solusi pada umat dan bangsa lebih signifikan.
Ketiga, mihwar gerakan
Prinsip atau ideologi gerakan juga dapat dipahami
sebagaimana dikatakan Paul Ricoer penjelasan “proyeksinya
ke masa depan”,
maka adalah hak prerogratif KAMMI untuk menentukan masa depan gerakannya
sendiri. dalam merumuskan rencana hidup dan pengembangannya ke masa depan,
KAMMI perlu melakukan penerawangan yang visioner. Mihwar
gerakan ini harus berangkat dari impian besarnya dalam kerangka menciptakan
masyarakat yang Islami. Maka dalam hal ini seluruh aspek perubahan harus diikut
sertakan seperti aspek-aspek ishlahul
hukumah (perbaikan pemerintahan), irsyadul
mujtama’ (fungsi-fungsi pengarahan masyarakat), hingga peran-peran kadernya
yang menjadi alumni.
Mihwar
gerakan ini penting sebab dengan adanya rumusan mihwar gerakan, maka KAMMI
tidak mudah dimakan agenda orang lain atau bahkan dipermainkan isu-isu publik
yang memicu reaksioner gerakan mahasiswa. Dengan rumusan mihwar gerakan maka
perjuangan kader-kader KAMMI dapat dikategorikan tidak saja berjihad melainkan
berjihad bil manhaj.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar