Kedua, agenda gerakan: internal dan eksternal
Ideologi atau prinsip gerakan adalah alat penjelas
diam dan bergeraknya sebuah pergerakan. Ideologi atau prinsip gerakan KAMMI
adalah pisau analisa KAMMI dalam melihat realitas sekaligus menjadi pijakan
bentuk interaksi sosial politik gerakan. Jadi, ideologi KAMMI merupakan
landasan kekhasan yang membentuk kebijakan-kebijakan eksternal dan internal
KAMMI, bahkan pergaulan keseharian kader KAMMI. Keenam rumusan ideologi KAMMI
ini perlu diapresiasi kader dan menjadi rujukan gerakannya dalam berbagai hal.
Sekarang mari kita perhatikan logika lanjutan ideologi atau prinsip gerakan
KAMMI pada sistematika tabel agenda gerakan internal dan eksternal gerakan di
bawah ini. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, pilihan isu dan agenda terletak
pada manhaj atau metodologi gerakan karena lebih dengan realitas lapangan.
Agenda Eksternal
|
Prinsip Gerakan
|
Isu dan Agenda Eksternal
|
Pilihan isu dan agenda
|
Perbaikan adalah Tradisi Perjuangan KAMMI
|
Konstitusi, Undang-undang,
Peraturan-peraturan, Perpres, Perda-perda, draft, dll.
|
Kepemimpinan adalah Strategi Gerakan KAMMI
|
Personal, kebijakan, dan
relasi
|
|
Persaudaraan
adalah Watak Mu’amalah KAMMI
|
Sektor pendidikan, ekonomi, sosial, politik,
budaya, hukum, keamanan, pemikiran keagamaan, dll, dan prioritas atas masalah
dan solusi di masing-masing sistem dan level tersebut.
|
Penjelasannya sebagai berikut:
Pertama, perbaikan adalah tradisi perjuangan KAMMI. Untuk
memperbaiki masyarakat maka terlebih dahulu harus dilacak sumber-sumber atau
faktor-faktor yang dapat memperbaiki kehidupan bermasyarakat. Secara sederhana,
masyarakat berasal dari kata musyarakah, artinya kumpulan manusia yang
melakukan kesepakatan-kesepakatan. Istilah masyarakat atau society (mujtama’)
atau kata sifatnya adalah social (ijtima’iyah) memiliki arti yang
spesifik. Bahasa Jerman menggunakan istilah gesellschaft yang berarti
suatu kelompok sukarela manusia yang dirancang untuk mencapai tujuan-tujuan
tertentu. Masyarakat tidak bisa disamakan dengan “komunitas” yang didefinisikan
sebagai kelompok tak sukarela yang berkumpul secara alami terdiri dari berbagai
ras, bahasa, sejarah, kebudayaan, dan geografi, atau bahkan menunjuk pada satu
kelompok homogen yang di dalamnya tidak merancang adanya tujuan tertentu, yang
dalam bahasa Jerman disebut gemeinschaft. Jadi, masyarakat adalah
kumpulan manusia yang memiliki tujuan dan aturan. Persoalannya, apa yang
mengatur masyarakat, sehingga kemudian masyarakat menjadi baik? Yang mengatur
masyarakat adalah hukum. Masyarakat tanpa aturan akan menghadirkan seperti
dikatakan Plautus, homo homini lupus, manusia yang satu adalah serigala
bagi manusia lainnya, saling menerkam dan membantai. Dengan demikian, maka
KAMMI secara konsisten akan menyikapi seluruh peraturan dan kebijakan yang ada
di Indonesia.
Jadi pilihan isu dan agenda KAMMI sebagai gerakan
mahasiswa Islam secara spesifik akan memantau dan mengevaluasi Konstitusi,
Undang-undang, Perpres, Peraturan Presiden, Perda-perda, Draft, dan lain-lain,
dan mengarahkannya pada perbaikan masyarakat. Ini tradisi perjuangan KAMMI,
tegas dengan aturan.
Kedua, kepemimpinan adalah strategi
gerakan KAMMI. Di sini KAMMI secara konsisten akan merespon dan mengagendakan
isu-isu kepemimpinan. Dalam hal ini KAMMI akan menilai kepemimpinan seseorang
pada tiga aspek. Pertama aspek personal yang mencakup pengalaman, track
record, dan kredibilitasnya. Kedua aspek kebijakan yang mencakup
prioritas, popularitas, dampak jangka pendek dan jangka panjang. Ketiga aspek relasi
pemimpin yang mengindikasikan apakah ia memiliki jaringan yang elegan dalam
memecahkan persoalan-persoalan kebangsaan, keummatan, dan kedaerahan, apakah ia
berpihak pada Indonesia dan Islam ataukah musuh Indonesia dan Islam.
Ketiga, persaudaraan adalah watak mu’amalah KAMMI. Persaudaraan
adalah masalah interaksi sosial. Dalam Islam bentuk persaudaraan ada lima: ukhuwah
insaniyah (kemanusiaan), ukhuwah wathoniyah (kebangsaan), ukhuwah
Islamiyah (keummatan), juga ukhuwah
hayawaniyah (rasa cinta terhadap hewan) dan ukhuwah nabatiyah (rasa cinta terhadap alam). Persoalannya, apa
yang menjadikan ukhuwah itu retak, maka itulah isu dan agenda yang akan diusung
oleh KAMMI. Untuk itu perlu melacak faktor utama yang menjadikan keharmonisan
sesama manusia, berbangsa dan bernegara, dan beragama. Faktor yang menjadikan
umat manusia ini retak amat kompleks. Jika kita lacak secara sederhana, maka
kita akan melihat bahwa satu sama lain saling terkait. Misalnya, di Indonesia
terjadi kesenjangan sosial antara orang miskin dan kaya, tidak sekedar dalam
kehidupan ekonomi, lebih dari itu tercermin dalam pelayanan sosial. Istilah
korupsi dan maling jadi atribut yang berbeda tingkat ’gengsinya’. Hal ini
terjadi bukan disengaja, tapi fakta sosial menjelaskan bahwa mereka berbeda
karena faktor pendidikan, pembudayaan, pelayanan hukum, politik, lingkungan
hidup, dll. Dari sini ternyata yang menjadikan bangsa Indonesia mengalami gap
yang luar biasa adalah bersumber dari pola hidup dan kebijakan yang merambah di
seluruh sektor kehidupan, dari sektor pendidikan, ekonomi, sosial,
politik, budaya, hukum, keamanan, dll. Maka isu dan agenda
KAMMI mencakup sektor-sektor di atas. Dalam hal ini KAMMI harus memiliki
prioritas sektor mana yang harus disikapi. Lebih spesifik lagi, dari sektor
yang dipilih, persoalan apa yang harus diprioritaskan untuk diangkat ke
permukaan dan dituntaskan. Pada saat yang sama KAMMI harus memiliki solusi
tanding sebagai tawaran perjuangannya. Seperti dikatakan Destouches, La
critique est aisee et l’art est difficile atau kritik memang mudah, tetapi
melaksanakannya sukar. Hal ini sebagai pembelajaran bagi kader jika suatu saat
nanti diamanahi menjadi pemimpin rakyatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar